JAKARTA, KOMPAS.com — Palang Merah Indonesia (PMI)
memberangkatkan tim misi kemanusiaan ke Filipina untuk membantu
masyarakat yang terkena bencana topan Haiyan. Pelepasan tim misi
kemanusiaan secara simbolis dilakukan oleh Ketua Umum PMI Jusuf Kalla di
Gudang 007 Pelabuhan Tanjung Piok, Jakarta Utara, Jumat (22/11/2013).
Jusuf Kalla atau akrab disapa JK mengatakan, misi kemanusiaan PMI
untuk korban topan Haiyan merupakan bentuk solidaritas PMI terhadap
masyarakat Filipina. Pemberian bantuan itu juga merupakan balas jasa
kepada masyarakat dunia yang telah membantu Indonesia dalam berbagai
bencana.
"Kita berutang pada dunia saat terjadi bencana besar, seperti
tsunami yang menghantam Indonesia pada 2004 lalu. Kali ini, kita
melakukan balas jasa dengan mengirimkan personel dan barang bantuan
dalam jumlah besar untuk membantu korban topan Haiyan di Filipina. Kami
berharap bantuan ini dapat membantu mereka," kata JK di sela-sela acara.
Misi kemanusiaan PMI tersebut dipimpin oleh Kepala Divisi
Penanggulangan Bencana PMI Arifin Muhammad Hadi dan pengurus bidang
penanggulangan bencana PMI, Ritola Tamasya, sebagai pengarah operasi.
Selain keduanya, ikut dikirim pula 5 perawat, 10 spesialis air dan sanitasi, 2 pilot dan 2 mekanik helikopter, 4 media officer, petugas logistik monitoring dan evaluasi, serta petugas komunikasi dan administrasi masing-masing 1 orang.
Tim akan bertugas selama 1 bulan dan direncanakan melakukan
operasi tanggap darurat di Provinsi Negros Oriental yang belum banyak
terjangkau bantuan, bekerja sama dengan Palang Merah Filipina. Menurut
data yang dihimpun tim PMI di Filipina, ada sekitar 90.000 kepala
keluarga di 8 lokasi di provinsi tersebut yang terkena dampak topan.
PMI juga mengirim bantuan barang berupa makanan, obat-obatan,
non-makanan, kendaraan, serta perlengkapan air dan sanitasi. Rinciannya,
12.000 kardus mi instan, 200 boks wafer, 500 kardus air mineral, 150
boks biskuit, 500 ton beras, 20 item obat-obatan, 1.000 tenda keluarga,
2.000 selimut, 5.000 hygene kit, 10.000 seng, 1.960 wajan, 543
baju, 5 tenda peleton, 5 truk barang, 6 truk tangki air kapasitas 5.000
liter dan 7.000 liter, 2 ambulans, 1 helikopter, 2 kendaraan
operasional, 2 alat penjernih air, 18 boks perlengkapan watsan mass production, dan 400 buah ember.
Barang bantuan tersebut diberangkatkan dengan KM Emir pada Sabtu
(23/11/2013) malam, dengan rute Jakarta - Cebu - Negros Oriental.
Perkiraan perjalanan selama 6 hari. Adapun tim relawan akan bertolak ke
Cebu dengan menggunakan pesawat komersial pada Kamis (28/11/2013).
JK menambahkan, operasi ini merupakan operasi PMI ke luar negeri
yang terbesar. Sebelumnya, pemerintah menjanjikan memberikan bantuan
sebanyak 1.500 ton, tetapi belakangan berubah menjadi 500 ton bantuan.
"Seluruh total anggaran Rp 50 milliar, yang kita gunakan sebesar Rp 25
miliar," pungkas JK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar