JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi, mengkritik 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat yang adem ayem
dan tidak ada pertarungan ide selama ini. Akibatnya, tidak ada faktor
pembeda dari 11 bakal capres tersebut atau terlihat seragam.
Muhtadi mengatakan, walau Partai Demokrat memiliki semboyan
berpolitik dengan cerdas dan santun, itu bukan berarti tidak boleh
menyerang calon lainnya. Menurut dia, santun tersebut seharusnya
diimplimentasikan dalam mengemas gagasan masing-masing peserta.
"Kesantunan itu tidak harus diartikan menghilangkan substansi
dari tukar-menukar program dan perang gagasan. Santun itu dalam konteks
pengemasan. Tapi, substansinya adalah satu calon peserta konvensi dengan
calon lain punya perbedaan yang tegas mengenai satu atau dua hal," ujar
Muhtadi di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, seperti dikutip Tribunnews, Senin (25/11/2013).
Menurut Muhtadi, 11 peserta konvensi sebenarnya adalah bahan
mentah. Oleh karena itu, masing-masing peserta harus sadar dan semakin
mengenalkan visi dan misinya kepada masyarakat.
"Jadi raw material-nya peserta konvensi tidak nendang.
Menurut saya, itu harus disadari seluruh peserta konvensi. Harusnya,
sarana untuk mengenalkan visi dan sekaligus misi masing-masing calon
diperbanyak. Ini sudah pesertanya kurang greget, kemudian terlalu banyak aturan yang atas nama kesantunan membuat masing-masing calon nggak bisa menampilkan diri kepada publik," kata lulusan master Ilmu Politik Australian National University itu.
Seperti diberitakan, hasil survei terakhir yang dilakukan
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan elektabilitas peserta
konvensi masih rendah. Berdasarkan survei LSI, bakal capres Demokrat
juga kalah dalam hal popularitas. Tingkat pengenalan publik terhadap 11
peserta konvensi masih di bawah 60 persen.
Peserta konvensi tersebut ialah Dahlan Iskan, Marzuki Alie,
Pramono Edhie Wibowo, Gita Wirjawan, Anies Baswedan, Hayono Isman, Dino
Patti Djalal, Ali Masykur Musa, Endriartono Sutarto, Sinyo Harry
Sarundajang, dan Irman Gusman.
Ketika disebutkan nama-nama capres non-konvensi seperti Megawati
Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Wiranto,
dan Hatta Rajasa, tingkat pengenalan publik terhadap mereka, menurut
LSI, di atas 70 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar