SAMARINDA, KOMPAS.com – Puluhan aktivis ProFauna
Indonesia Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar aksi di Simpang Empat Mal
Lembuswana, Samarinda, Senin (25/11/2013). Mereka keberatan dengan
maraknya pejualan telur penyu di Samarinda yang menjadi tempat tujuan
penjualan telur penyu dari berbagai daerah. Tidak hanya dari Kalimantan
Timur (Kaltim), telur penyu juga banyak didatangkan dari Sulawesi
Tenggara.
Dikatakan koordinator aksi, Bayu Sandi, gelaran aksi
tersebut bertujuan untuk mengurangi peredaran telur penyu di pasaran
tersebut, maka pihaknya merasa wajib mengingatkan masyarakat jika telur
penyu yang dianggap mampu meningkatkan stamina, hanyalah mitos belaka.
“Penilaian
soal telur penyu itu tidak benar. Kandungan protein penyu tidak jauh
berbeda dengan telur ayam. Telur penyu hanya mengandung protein sebanyak
13,04 persen, sedangkan telur ayam mengandung protein 11,80 persen.
Hampir sama saja,” jelasnya, Senin.
Sebenarnya, lanjut dia,
kandungan lemak jahat pada telur penyu dua kali lebih banyak dari telur
ayam. Maka, pihaknya juga ingin mengingatkan masyarakat untuk tidak
mengonsumsi telur penyu demi menjaga kesehatan, terutama untuk
kelestarian penyu-penyu yang ada di Indonesia.
Parahnya, dari
sorotan ProFauna, didapati angka peredaran telur penyu di Kalimantan
Timur sangat tinggi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya
peredaran tersebuat adalah pencurian telur penyu.
“Dalam satu
bulan, rata-rata ada 10 sarang telur penyu yang dicuri di Pulau
Sangalaki (Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kaltim). Dalam satu
sarang ada 50-100 telur penyu. Telur yang berhasil dicuri, dijual ke
sejumlah tempat di Kaltim seperti Samarinda, Balikpapan dan Berau dengan
harga yang mahal,” jelasnya.
Dari pantauan di lapangan, harga
per butir telur penyu dipasarkan Rp 10.000. Harga yang tinggi tersebut
menjadi perhitungan para penjual untuk menyelundupkan telur-telur penyu
meski sudah dilarang. Terbukti, dalam tiga tahun terakhir, ProFauna
mencatat sedikitnya ada 13 kasus perdagangan penyu dan telurnya yang
terungkap di Indonesia. Lokasinya kebanyakan di Bali dan Kalimantan
Timur.
Pada tahun 2012, kata Bayu, ada lima kasus penyelundupan
telur penyu dari Sulawesi Tenggara yang bisa digagalkan. Aksi
penggagalan penyelundupan itu cukup menarik perhatian. Semua anggota
aktivis ProFauna bersama sejumlah mahasiswa dan aktivis lingkungan di
Samarinda menggunakan pakaian serbamerah dan memakai topeng gambar penyu
yang baru keluar dari telurnya.
“Untuk menarik simpati
masyarakat, aksi seperti ini akan kami lakukan, sehingga mereka
menghampiri kami dan selanjutnya kami beri penjelasan terkait penyu
adalah salah satu hewan yang dilindingi karena terancam kepunahan. Belum
lagi kasus penyelundupan yang berasal dari Kepulauan Derawan, Kabupaten
Berau. Meski dijaga ketat, ada saja sarang telur penyu yang berhasil
dicuri,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar