JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) melakukan survei terhadap persepsi masyarakat Indonesia
terhadap demokrasi. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa 71 persen
masyarakat menganggap bahwa sistem demokrasi cocok bagi Indonesia.
"Kita
ingin membaca persepsi publik tentang apa itu demokrasi. Dari survei
tersebut terlihat 71 persen masyarakat mendukung demokrasi, " ujar
koordinator tim peneliti, Wawan Ichwanuddin di Gedung Widya Graha LIPI,
Jakarta, Senin (25/11/2013).
Berdasarkan survei tersebut, 71
persen masyarakat menilai bahwa sistem demokrasi cocok bagi Indonesia.
Sementara 11 persen responden berpikir sebaliknya. Dan sisanya yaitu 18
persen menjawab tidak tahu.
Selain itu, survei tersebut juga
menemukan sekitar 58 persen responden setuju bahwa demokrasi dengan
segala kelemahannya masih lebih baik dibandingkan bentuk pemerintahan
lainnya. Sementara responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju 22 persen. "Sisanya 20 persen menjawab tidak tahu," ucapnya.
Survei
yang diselenggarakan selama kurun waktu 10-31 Mei itu dilakukan secara
nasional dengan menjaring 1.799 responden yang tersebar di 90
desa/keluruhan di 31 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan survei
ini sekitar 95 persen dengan ambang kesalahan (margin of error) sekitar 2,31 persen.
Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan
menggunakan kuesioner berstruktur. Responden sepenuhnya dipilih secara
acak bertingkat (multi-stage random sampling). Strata responden
dipilih secara proporsional di masing-masing provinsi, dasar wilayah
tinggal 50:50 (perkotaan dan pedesaan), dan komposisi gender 50:50 (pria
dan wanita).
Di tempat yang sama, Sri Budi Eko Wardhani,
pengajar ilmu politik Universitas Indonesia selaku pembahas survei
mengkritisi survei yang dilakukan secara kuantitatif tersebut.
Menurutnya, pertanyaan tentang demokrasi dalam survei tersebut
seharusnya dilakukan secara lebih mendalam.
"Mestinya (peneliti)
harus keluar dari pandangan demokrasi yang formalistik dan masuk pada
pendekatan demokrasi substantif dengan operasional yang lebih terukur,"
tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar