Sabtu, 23 November 2013

KPK: Parpol Tak Beretika Hasilkan Gubernur Pembunuh Darah Dingin

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad meminta agar partai-partai politik membuat suatu kode etik partai agar menghasilkan kader yang bersih. Selama ini, ketiadaan kode etik parpol cenderung menghasilkan para kepala daerah yang korup.
"Tanpa kode etik, partai politik hanya menghasilkan gubernur pembunuh berdarah dingin, di mana gubernurnya kaya raya, sementara warganya miskin," ujar Abraham dalam Rapat Pimpinan Nasional V Partai Golkar, Sabtu (23/11/2013) di Jakarta.
Abraham mengatakan, kode etik akan mengatur perilaku kader agar tetap bersih dan menjaga integritasnya. Dengan kode etik itu, Abraham menilai partai politik juga diuntungkan karena mendapat kader-kader yang baik.
"KPK tidak bisa bergerak sendiri. Harus ada kesadaran dari partai politik untuk menciptakan kader-kader yang bersih dan tangguh," ujar Abraham.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan bahwa sebetulnya Golkar sudah menyusun kode etik sejak lama. Namun, ia mengatakan bahwa kode etik itu harus diperbaharui. Selain itu, calon presiden dari Partai Golkar itu juga mengatakan, Partai Golkar telah merumuskan kebijakan "Visi Indonesia Sejahtera 2045" yang menjadi konsep pengembangan Indonesia jangka panjang, termasuk upaya pemberantasan korupsi.
"Kami juga mencantumkan target indeksi korupsi di dalam Visi Indonesia Sejahtera ini," kata Aburizal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar